Jumat, 02 April 2010

BANGUNAN KAPAL

TONNASE atau TONNAGE

Kapal ialah sebuah benda terapung yang dipergunakan untuk angkutan di atas air. Misalnya : Kapal penumpang, kapal barang, kapal tanker, dll. Karena fungsinya inilah maka sebuah kapal tidak hanya dinyatakan dalam ukuran panjang, lebar, dan dalamtetapi juga dilengkapi dengan ukuran isi maupun berat. Gunanya ukuran-ukuran ini adalah untuk mengetahui besar kecilnya kapal, daya angkut, bea-bea yang harus dikeluarkan misal : bea pelabuhan, bea terusan, dll.
Tonnase kapal dapat diperinci sebagai berikut :
1. Gross Tonnage (Isi Kotor)
Isi kotor biasanya tertera di dalam sertifikat kapal itu. Isi koptor merupakan isi dari sebuah kapal dikurangi dengan sejumlah ruangan tertentu (Deducted Spaces) antara lain :
- Dobble Bottom (dasar berganda)
- Fore Peak Tank (ceruk depan)
- After Peak Tank (ceruk belakang)
- Bridge (anjungan)
- Galley (dapur)
- Shelter Deck
- Kantor Nahkoda

2. Net Tonnage (Isi Bersih)
Isi bersih didapat dari isi kotor dikurangi dengan sejumlah ruangnan yang berfungsi tidak dapat dipakai untuk mengangkut barang dagangan. Misalnya :
- Kamar ABK
- WC
- Kamar Tidur Nahkoda
- Rungan Jangkar
- Gudang Serang
- Kamar Peta dan Kamar Radio
- Kamar Mesin

3. Displacement (Isi Tolak)
Isi tolak sebuah kapal yang terapung di air ialah berat air yang dipindahkan oleh kapal itu atau dengan kata lainsama dengan jumlah ton air yang dipindahkan atau sama dengan berat seluruh kapal beserta isinya.Isi tolak merupakan jumlah dari :
- Berat Kapal kosong
- Berat Muatan
- Berat Perlengkapan
- Berat Bahan Bakar, Air Tawar, Stores dan Ballast

4. Deadweight Tonnase (Bobot Mati)
Bobot mati ialah isi tolak dikurangi dengan berat kapal kosong dan berat inventaris tetap, seperti :
- Sekoci-sekoci
- Derek Muatan dan Derek Jangkar
- Tiang-tiang, dll

5. Equipment Tonnage (Tonnase Perlengkapan)
Adalah tonnase yang diperlukan oleh Biro Klasifikasi untuk menentukan jangkar dll.

6. Power Tonnage (Tonnase Tenaga)
Adalah berat kapal kotor ditambah PK mesin kapal itu.

KOMPAS DAN KEMUDI

CINCIN LENJA

Sesuai derngan fungsinya di kapal, maka suatu pedoman di kapal harus selalu dalam posisi mendatar. Oleh karena pengaruh angin dan ombak, maka kapal kapal dapat dikatakan tidak pernah akan diam. Akibatnya bila pedoman diletakkan secara biasa saja di kapal, maka pedoman akan ikut miring pada saat kapal mengoleng dan mengangguk. Hal demikian harus dicegah karena hal tersebut jelas akan mempengaruhi ketepatan pembacaan haluan maupun baringan. Agar pedoman di kapal dapat tetap pada posisi mendatar pada saat kapal mengangguk maupun mengoleng, maka pada ketel pedoman dipasang dua pasang cincin lenja.
Pasangan cincin lenja pertama terpasang pada ketel pedoman dan pada sebuah rangka yang mengelilingi ketel pedoman. Dudukan cincin lenja pertama ini terpasang pada ketel pedoman dan tanduknya pada rangka cincin, dan cincin lenja ini terpasang di kiri dan kanan kete pedoman tepat dalam arah melintang bidang lunas linggi kapal. Dengan demikian pada saat kapal mengangguk, ketel pedoman dapat tetap tinggal diam atau tidak bergerak, (tetapi apabila kapal mengoleng, ketel pedoman masih ikut mengoleng).
Pasangan cincin lenja yang kedua pada rangka cincin dan rumah pedoman, di muka dan di belakang pedoman tepat sejajar dengan bidang lunas linggi kapal. Dudukan cincin lenjanya terpasang pada pedoman dan tanduknya pada rangka cincinnya. Dengan demikian, pada saat kapal mengoleng ke kanan dan ke kiri, pedoman dapat tetap tinggal diam atau mendatar.
Pemasaangan seperti tersebut diatas dirancang untuk dapat membebaskan garis layar dari pengaruh tegangan poros dari cincin lenja.

METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN DATA

Data yang telah dikumpulkan, diolah terlebih dahulu dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel-tabel guna kepentingan analisa. Pengolahan mungkin dikerjakan dengan tangan dan dapat pula dengan mesin ketik atau electronic computer.
Pengolahan data meliputi kegiatan :

1. Editing

Data yang masuk (raw data) perlu diperiksa apakah terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam pengisiannya, barangkali ada yang tidak lengkap, palsu, tidak sesuai dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan akan diperoleh data yang valid dan reliable serta dapat dipertanggungjawabkan.
Yang perlu dicetak :
a. Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
b. Dapat dibaca atau tidaknya raw data
c. Kelengkapan pengisia
d. Keserasian (consistency)
2. Coding
Proses berikutnya disebut coding, yaitu pemberian tanda atau simbol atau kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Tanda berupa angka atau huruf. Pekerjaan editing dan coding dapat dikerjakan oleh orang yang sama (editor dan Coder)
3. Tabulating
Jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara yang teliti dan teratur, kemudian dihitung, dan dijumlah berapa banyak peristiwa atau gejala atau items yang termasuk dalam satu kategori. Kegiatan tersebut dilaksanakan sampai terwujud tabel-tadel yang berguna,terutama penting pada data kuantitatif. Langkah tersebut dinamakan dengan tabulating.
Demikian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah data sebelum disajikan.

ENGLISH EARFULLY

CLEANING SHIP'S HOLD

At 09.00 hrs,on the 10th of June, the VIRGO, a British steamship of 3000 dwt, arrived at Tanjung Priok port. This vessel was triperhartered by shipper Messrs. Torang Bulan PT.Jakarta.
Early the same morning an Independent Surveyor instrueted by the shippers inspected the holds.The Surveyor Mr.Frans, requested the master to carry out a further sweeping operations. Then the Vessel's crew swept the hold with hair brooms in order the collect any remaining dust. The operation was repeated at 09.30 hrs on the next day. At the same day the Surveyor came aboard to inspect the hold and pass then as fit to carry grain.
The vessel proceeded to travel to Kobe, Japan. She arrived at 15-49 hrs on the 25th of June. The cargoes were discharged in full and then delivered to the Consignees in good condition.

Keterangan :
Triperhartered : Disewa menurut perjalanan
Shipper : Pengirim
Remaining Dust : Sisa kotoran
Pass : Meluluskan
Consignees : Penerima