Jumat, 02 April 2010

KOMPAS DAN KEMUDI

CINCIN LENJA

Sesuai derngan fungsinya di kapal, maka suatu pedoman di kapal harus selalu dalam posisi mendatar. Oleh karena pengaruh angin dan ombak, maka kapal kapal dapat dikatakan tidak pernah akan diam. Akibatnya bila pedoman diletakkan secara biasa saja di kapal, maka pedoman akan ikut miring pada saat kapal mengoleng dan mengangguk. Hal demikian harus dicegah karena hal tersebut jelas akan mempengaruhi ketepatan pembacaan haluan maupun baringan. Agar pedoman di kapal dapat tetap pada posisi mendatar pada saat kapal mengangguk maupun mengoleng, maka pada ketel pedoman dipasang dua pasang cincin lenja.
Pasangan cincin lenja pertama terpasang pada ketel pedoman dan pada sebuah rangka yang mengelilingi ketel pedoman. Dudukan cincin lenja pertama ini terpasang pada ketel pedoman dan tanduknya pada rangka cincin, dan cincin lenja ini terpasang di kiri dan kanan kete pedoman tepat dalam arah melintang bidang lunas linggi kapal. Dengan demikian pada saat kapal mengangguk, ketel pedoman dapat tetap tinggal diam atau tidak bergerak, (tetapi apabila kapal mengoleng, ketel pedoman masih ikut mengoleng).
Pasangan cincin lenja yang kedua pada rangka cincin dan rumah pedoman, di muka dan di belakang pedoman tepat sejajar dengan bidang lunas linggi kapal. Dudukan cincin lenjanya terpasang pada pedoman dan tanduknya pada rangka cincinnya. Dengan demikian, pada saat kapal mengoleng ke kanan dan ke kiri, pedoman dapat tetap tinggal diam atau mendatar.
Pemasaangan seperti tersebut diatas dirancang untuk dapat membebaskan garis layar dari pengaruh tegangan poros dari cincin lenja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar